Fenomena Kemarau Basah Landa Jawa Tengah, BMKG: Demak dan Grobogan Paling Terdampak
![]() |
Foto: PEXELS/Minsu B |
JATENG.TODAY – Semarang, 23 Mei 2025 – Jawa Tengah dilanda fenomena unik "kemarau basah" dengan curah hujan di atas normal selama musim kemarau. Data BMKG menunjukkan wilayah Demak dan Grobogan menjadi daerah paling terdampak dengan intensitas hujan tinggi yang mengancam sektor pertanian.
Curah Hujan 40% Lebih Tinggi dari Normal
Berdasarkan pantauan Stasiun Klimatologi BMKG Jateng:
- Demak: catatan 150 mm/bulan (normal 90 mm)
- Grobogan: 140 mm/bulan (normal 85 mm)
- Rata-rata Jateng: hujan 20-40% lebih tinggi
"Anomali ini dipicu oleh fenomena MJO (Madden-Julian Oscillation) dan suhu muka laut yang hangat," jelas Kepala BMKG Jateng, Tuban Wiyoso, saat konferensi pers.
Dampak Nyata di Sektor Pertanian
Petani menghadapi dilema:
- Gagal panen padi karena serangan hama meningkat
- Tanaman bawang rusak akibat kelembaban tinggi
- Jadwal tanam terganggu
"Sawah kami tergenang, padahal harusnya musim kemarau. Banyak padi yang busuk," keluh Sukardi (47), petani asal Demak.
Peringatan Dini BMKG dan Antisipasi Pemda
BMKG memprediksi kondisi akan berlanjut hingga Juli 2025. Pemda Jateng telah menyiapkan:
- Pompa air untuk daerah rawan banjir
- Bantuan benih tahan air untuk petani
- Sosialisasi pola tanam adaptif
(ar/ar)
Post a Comment